Konsumen mulai hati-hati membeli properti di daerah rawan banjir. Banjir berdampak pada kesehatan juga merusak properti.
WartaPenilai.id—Banyak pengamat properti berpendapat banjir yang melanda Jakarta baru-baru ini membuat properti di wilayah yang terdampak nilainya terpukul. Konsumen jelas akan menghindari pembelian properti di wilayah dan rawan banjir.
Manejer penelitian dan konsutasi, Coldwell Banker Comercial, Angra Anggreni seperti di kutip tempo.co mengatakan situasi daerah banjir berpotensi menyebabkan peneyesuaian harga dimana konsumen lebih hati-hati mengambil keputusan untuk membeli properti.
Menurut Angra, daerah yang terdampak banjir, nilai properti baik sekender atau primer mengalami penyesuaian harga.
Seperti fasilitas publik dan infrastruktur rusak akibat banjir berpengaruh terhadap pengembang. Sebab mereka harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk perbaikan, yang pasti tiddak murah.
Pengembang, terang Angra akan menghabiskan lebih banyak dana membangun, mendistribusikan bahan, dan bentuk perbaikan lainnya.
Terkait iming-iming, properti yang di jual bebas dari banjir, seharusnya perlu dihilangkan. Sebab, semua akses menuju atau sekitar properti perumahan terdampak banjir. Akan lebih baik, pengembang menerapkan mitigasi bencana banjir, seperti membangun ruang terbuka hijau, daerah resapan, hingga danau buatan untuk mengurangi dampak banjir, tambah Angra.
Pengembang sudah mulai merubah strategi tidak mengembangkan properti di wilayah rawan banjir. Banjir berisiko terhadap kesehatan, berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi, merusak warisan budaya, dan lingkungan.
Dengan begitu, mencegah kerusakan akibat banjir dengan menghindari pembangunan rumah dan industri di daerah rawan banjir, mengadaptasi perkembangan masa depan dengan risiko banjir dan mempromosikan penggunaan lahan yang tepat. (Atur/***)
